Rabu, 14 Januari 2015

TUGAS 5



STRATEGI JOB SEEKER DAN JOB CREATOR DALAM MENGHADAPI DAMPAK DARI MEA 2015
Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.
Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

                              
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil;  terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. 

Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para job seeker karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi  lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para job creator untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan
JOB SEEKER MENGHADAPI MEA 2014
Sebagai job seeker atau pencari kerja, para tenaga kerja kita, baik yang bekerja dan sedang mencari kerja akan merasa semakin sulit untuk memperoleh pekerjaan karena angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja akan menciptakan pengangguran, yang bila tidak ditangani segera akan menjadi kendala/penghambat dalam pencapaian pembangunan. Kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan yang sebelumnya hanya di dominasi oleh persaingan dalam negeri meskipun di negara kita saat ini masih banyak sekali pencari lapangan kerja diperusahaan swasta maupun negeri mereka ingin berbondong-bondong untuk bersaing menjadi karyawan di perusahaan yang mereka inginkan, padahal kita tahu sendiri jumlah lapangan kerja di negara kita ini masih cukup terbatas dan menjadi salah satu pegawai bukan merupakan salah satu cara untuk membuat hidup menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Namun akan ditambah lebih rumit lagi dengan hadirnya para pencari kerja dari negera lain dari negara anggota ASEAN. Untuk itu kita dituntut untuk memiliki skill atau potensi yang menunjang agar mampu bersaing, dan mempunyai nilai yang lebih istmewa dibandingkan pada job seeker lainnya. Usaha yang lebih keras lagi karena ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas.
JOB CREATOR
Presiden Joko Widodo meminta para pengusaha muda Indonesia tidak khawatir menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Sebab negara-negara tetangga mengalami kekhawatiran serupa.
Tahun ini akan dibuka Masyarakat Ekonomi Asean. Semua masih meraba-raba kejadiannya akan seperti apa. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kata Jokowi, justru Indonesia negara yang paling dikhawatirkan negara-negara Asean lain. Apalagi persentase dan kompetensi pengusaha tidak ada yang perlu ditakuti Indonesia. Coba penduduk Indonesia 250 juta, yang lain hanya 40 juta dan 20 juta. Begitu dibuka (MEA) mereka akan diserbu pengusaha Indonesia yang banyak. Apalagi yang nyerbu HIPMI. Begitu dibuka larinya kenceng, karena banyak pengusaha mudanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar