Nama : Ferdy fakhran
Npm : 27211814
Kelas : 4EB05
Tugas 4
Pada kesempatan kali ini saya akan
mengutarakan pendapat saya mengenai job seeker dan job creator. Yang saya
ketahui mengenai job seeker adalah pencari kerja sedangkan job creator adalah
pencipta lapangan pekerjaan. Jadi menurut pendapat saya dilihat dari segi
benefit yang di peroleh jelas lebih menguntungkan menjadi job creator
dibanding job seeker. Kenapa? Karena dengan menjadi job creator kita dapat
menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain dan tentunya jelas mengurangi
jumlah pengangguran yang ada di Negara kita yaitu Indonesia raya. Kurangnya
tenaga ahli dan kemampuan masyarakat seperti menganalisis pasar menjadi kendala
masyarakat kita untuk menjadi job creator atau bisa disebut entrepreneur.
Terlebih lagi jika bisnis yang kita tekuni mengalami masalah, selain diperlukan
keahlian, ketelitian, kesabaran menjadi seorang entrepreneur juga harus
mempunyai keuletan untuk kelancaran dan kemajuan usahanya.
Untuk menjadi job
creator yang baik kita harus memiliki sikap layaknya seorang pencipta lapangan
pekerjaan. Sikap pencipta lapangan pekerjaan yang baik antara lain :
Ø Disiplin;
dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud
bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem
kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri
seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan,
adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan
ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang
tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Ø Komitmen
Tinggi; Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan. Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target
yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan
yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Ø Jujur; Kejujuran
merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang
wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai
promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan
dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk
yang dilakukan olehwirausahawan.
Ø Kreatif
dan Inovatif; Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut
sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan
baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Ø Mandiri; Seseorang
dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap
mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
Ø Realistis; Seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi
tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan
tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan
bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Selain
memiliki sikap sebagai pencipta lapangan usaha yang baru kita juga harus
mengetahui langkah-langkah untuk menjadi job creator, agar mampu meminimalisir
resiko kegagalan yang terjadi. Adapun langkah-langkah nya sebagai berikut :
1. Memiliki keinginan
untuk berbisnis dan sukses!
Menurut saya, inilah langkah pertama
untuk memulai sebuah bisnis. Sebuah langkah yang kelihatannya sangat sepele,
tapi sebenarnya ini adalah langkah yang paling vital.
Keinginan dalam diri kita, membuat
tindakan-tindakan kita menjadi terarah, dan membuat kita lebih termotivasi.
Keinginan-keinginan juga nantinya akan membuat kita menjadi lebih bersyukur dan
puas ketika semua keinginan tersebut telah terwujud.
Saya yakin Anda yang sedang
mengakses website ini dan membaca tulisan ini adalah orang-orang yang
sudah memiliki keinginan untuk memulai bisnis. Mantap! Lanjutkan langkah Anda.
2. Pelajari
usaha yang mau dijalani!
Kita tidak perlu menjadi seorang
profesional dalam bisnis yang kita jalani. Maksudnya begini: misalnya untuk
memulai bisnis kuliner, kita tidak perlu menjadi seorang koki handal dulu baru
bisa mulai berbisnis kuliner. Tidak perlu. Tetapi kita sangat perlu untuk
mempelajari dan memahami sektor bisnis yang akan kita jalani tersebut.
Kita perlu memahami bagaimana sistem
kerja bisnis yang kita jalani, kita perlu memahami siapa saja konsumen yang
potensial menjadi target, kita perlu memahami siapa-siapa saja para pesaing,
dan sebagainya. Salah satu contohnya adalah Rangga Umara. Beliau merintis
bisnis Pecel Lele Lela -nya dengan modal yang sangat minim dan beliau juga
tidak profesional sebagai seorang koki.
Akan tetapi, bila kita bisa menjadi
seorang profesional dalam bisnis yang kita jalani, tentu saja itu akan menjadi
sebuah nilai tambah.
3. Buat
perencanaan!
“If you fail to plan, you are planning
to fail,” kalimat yang dicetuskan oleh Benjamin Franklin ini patut menjadi
pegangan semua pebisnis, baik yang masih junior maupun yang sudah senior
sekalipun.
Seperti yang sudah kita bicarakan tadi,
untuk memulai bisnis itu sebenarnya SANGAT MUDAH. Namun untuk mempertahankan
serta mengembangkannya, kita memerlukan yang namanya perencanaan.
Produk apa yang akan diproduksi dan
dijual, di mana lokasi untuk menjual, bagaimana cara mempromosikan, berapa
harga yang ditawarkan, berapa modal awal yang dibutuhkan, dan bagaimana cara
perekrutan karyawan adalah beberapa contoh hal yang harus direncanakan dari
awal. Kedengarannya ribet, tapi sebenarnya tidak. Anggap saja ini sebagai
tantangan awal bagi diri kita untuk menunjukkan bahwa kita pantas untuk meraih
kesuksesan.
Tanpa sebuah perencanaan dalam memulai
sebuah bisnis, itu sama saja dengan kita ingin membuat kue tanpa mengikuti
prosedur resep yang teratur.
4. Bertindaklah!
Perencanaan adalah kunci keberhasilan.
Dan diri kitalah, orang yang memiliki kuasa untuk memutar kunci tersebut.
Perencanaan yang sangat matang tidak
akan membawa kita ke mana-mana bila kita tidak memiliki keberanian untuk
menjalankannya. Sama sekali tidak akan. Oleh sebab itu, Take Action Now! Jalankan
semua yang sudah direncanakan itu SEKARANG JUGA.
Kita tidak bisa memprediksi kapan
kesuksesan akan kita capai ketika kita sudah bertindak. Tetapi kita bisa dengan
pasti memprediksi kapan kegagalan akan kita terima, yakni ketika kita sama
sekali tidak mengambil tindakan untuk merealisasikan perencanaan.
5. Konsisten!
Perencaan sudah matang, bisnis pun sudah
mulai dijalankan. Tahap yang paling penting berikutnya adalah kita harus
konsisten menjalankan bisnis kita. Keinginan untuk sukses harus tetap kita
miliki pada tahap ini.
Sering sekali rasa pesimis mulai
menghantui para pebisnis pemula ketika bisnis sudah dijalankan. Kita takut
gagal, kita kehilangan optimisme, kita mulai merasa khawatir ketika tidak ada
pelanggan pada awal-awal memulai bisnis.
Bangkitlah kawan! Kita adalah makhluk
Tuhan yang paling spesial, yang memiliki banyak kelebihan di dalam diri kita
masing-masing. Semua masalah pasti ada solusinya. Saya yakin ketika kita sudah
terjun ke dalam dunia bisnis yang pastinya akan ada banyak masalah, kita pasti
mampu menemukan solusinya.
Perasaan takut gagal boleh saja muncul.
Tetapi coba ingatkan kembali diri kita pada apa yang menjadi tujuan awal kita
memulai sebuah bisnis: sebuah kesuksesan! Jadi jangan memfokuskan diri kita
pada apa yang belum tentu terjadi (kegagalan), tetapi fokuskanlah diri kita
pada apa yang ingin kita wujudkan (kesuksesan)!
Sebagai penutup, nikmati saja semua
prosesnya dan pastikan bahwa diri kita senantiasa terus belajar untuk
mengembangkan bisnis kita. Bersiaplah untuk sukses! Selamat Berbisnis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar