Sabtu, 27 Desember 2014

tugas 4 job seeker dan job creator

Nama    : Ferdy fakhran
Npm      : 27211814
Kelas     : 4EB05
Tugas 4

Pada kesempatan kali ini saya akan mengutarakan pendapat saya mengenai job seeker dan job creator. Yang saya ketahui mengenai job seeker adalah pencari kerja sedangkan job creator adalah pencipta lapangan pekerjaan. Jadi menurut pendapat saya dilihat dari segi benefit  yang di peroleh jelas lebih menguntungkan menjadi job creator dibanding job seeker. Kenapa? Karena dengan menjadi job creator kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain dan tentunya jelas mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Negara kita yaitu Indonesia raya. Kurangnya tenaga ahli dan kemampuan masyarakat seperti menganalisis pasar menjadi kendala masyarakat kita untuk menjadi job creator atau bisa disebut entrepreneur. Terlebih lagi jika bisnis yang kita tekuni mengalami masalah, selain diperlukan keahlian, ketelitian, kesabaran menjadi seorang entrepreneur juga harus mempunyai keuletan untuk kelancaran dan kemajuan usahanya.

Untuk menjadi job creator yang baik kita harus memiliki sikap layaknya seorang pencipta lapangan pekerjaan. Sikap pencipta lapangan pekerjaan yang baik antara lain :
Ø  Disiplin; dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Ø  Komitmen Tinggi; Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan. Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Ø  Jujur; Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
Ø  Kreatif dan Inovatif; Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Ø  Mandiri; Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
Ø  Realistis; Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
            Selain memiliki sikap sebagai pencipta lapangan usaha yang baru kita juga harus mengetahui langkah-langkah untuk menjadi job creator, agar mampu meminimalisir resiko kegagalan yang terjadi. Adapun langkah-langkah nya sebagai berikut :
1.   Memiliki keinginan untuk berbisnis dan sukses!
Menurut saya, inilah langkah pertama untuk memulai sebuah bisnis. Sebuah langkah yang kelihatannya sangat sepele, tapi sebenarnya ini adalah langkah yang paling vital.
Keinginan dalam diri kita, membuat tindakan-tindakan kita menjadi terarah, dan membuat kita lebih termotivasi. Keinginan-keinginan juga nantinya akan membuat kita menjadi lebih bersyukur dan puas ketika semua keinginan tersebut telah terwujud.
Saya yakin Anda yang sedang mengakses website ini dan membaca tulisan ini adalah orang-orang yang sudah memiliki keinginan untuk memulai bisnis. Mantap! Lanjutkan langkah Anda.
2.      Pelajari usaha yang mau dijalani!
Kita tidak perlu menjadi seorang profesional dalam bisnis yang kita jalani. Maksudnya begini: misalnya untuk memulai bisnis kuliner, kita tidak perlu menjadi seorang koki handal dulu baru bisa mulai berbisnis kuliner. Tidak perlu. Tetapi kita sangat perlu untuk mempelajari dan memahami sektor bisnis yang akan kita jalani tersebut.
Kita perlu memahami bagaimana sistem kerja bisnis yang kita jalani, kita perlu memahami siapa saja konsumen yang potensial menjadi target, kita perlu memahami siapa-siapa saja para pesaing, dan sebagainya. Salah satu contohnya adalah Rangga Umara. Beliau merintis bisnis Pecel Lele Lela -nya dengan modal yang sangat minim dan beliau juga tidak profesional sebagai seorang koki.
Akan tetapi, bila kita bisa menjadi seorang profesional dalam bisnis yang kita jalani, tentu saja itu akan menjadi sebuah nilai tambah.
3.      Buat perencanaan!
“If you fail to plan, you are planning to fail,” kalimat yang dicetuskan oleh Benjamin Franklin ini patut menjadi pegangan semua pebisnis, baik yang masih junior maupun yang sudah senior sekalipun.
Seperti yang sudah kita bicarakan tadi, untuk memulai bisnis itu sebenarnya SANGAT MUDAH. Namun untuk mempertahankan serta mengembangkannya, kita memerlukan yang namanya perencanaan.
Produk apa yang akan diproduksi dan dijual, di mana lokasi untuk menjual, bagaimana cara mempromosikan, berapa harga yang ditawarkan, berapa modal awal yang dibutuhkan, dan bagaimana cara perekrutan karyawan adalah beberapa contoh hal yang harus direncanakan dari awal. Kedengarannya ribet, tapi sebenarnya tidak. Anggap saja ini sebagai tantangan awal bagi diri kita untuk menunjukkan bahwa kita pantas untuk meraih kesuksesan.
Tanpa sebuah perencanaan dalam memulai sebuah bisnis, itu sama saja dengan kita ingin membuat kue tanpa mengikuti prosedur resep yang teratur.
4.      Bertindaklah!
Perencanaan adalah kunci keberhasilan. Dan diri kitalah, orang yang memiliki kuasa untuk memutar kunci tersebut.
Perencanaan yang sangat matang tidak akan membawa kita ke mana-mana bila kita tidak memiliki keberanian untuk menjalankannya. Sama sekali tidak akan. Oleh sebab itu, Take Action Now! Jalankan semua yang sudah direncanakan itu SEKARANG JUGA.
Kita tidak bisa memprediksi kapan kesuksesan akan kita capai ketika kita sudah bertindak. Tetapi kita bisa dengan pasti memprediksi kapan kegagalan akan kita terima, yakni ketika kita sama sekali tidak mengambil tindakan untuk merealisasikan perencanaan.
5.      Konsisten!
Perencaan sudah matang, bisnis pun sudah mulai dijalankan. Tahap yang paling penting berikutnya adalah kita harus konsisten menjalankan bisnis kita. Keinginan untuk sukses harus tetap kita miliki pada tahap ini.
Sering sekali rasa pesimis mulai menghantui para pebisnis pemula ketika bisnis sudah dijalankan. Kita takut gagal, kita kehilangan optimisme, kita mulai merasa khawatir ketika tidak ada pelanggan pada awal-awal memulai bisnis.
Bangkitlah kawan! Kita adalah makhluk Tuhan yang paling spesial, yang memiliki banyak kelebihan di dalam diri kita masing-masing. Semua masalah pasti ada solusinya. Saya yakin ketika kita sudah terjun ke dalam dunia bisnis yang pastinya akan ada banyak masalah, kita pasti mampu menemukan solusinya.
Perasaan takut gagal boleh saja muncul. Tetapi coba ingatkan kembali diri kita pada apa yang menjadi tujuan awal kita memulai sebuah bisnis: sebuah kesuksesan! Jadi jangan memfokuskan diri kita pada apa yang belum tentu terjadi (kegagalan), tetapi fokuskanlah diri kita pada apa yang ingin kita wujudkan (kesuksesan)!


Sebagai penutup, nikmati saja semua prosesnya dan pastikan bahwa diri kita senantiasa terus belajar untuk mengembangkan bisnis kita. Bersiaplah untuk sukses! Selamat Berbisnis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar